Upacara adat Srumbung Mojo
berlangsung di dusun Mojo desa Punung kecamatan Punung kabupaten Pacitan. Dinamai
dusun Mojo karena dahulu di tempat ini banyak dijumpai pohon buah Mojo.
Upacara adar Srumbung Mojo
berpijak dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat setempat. Cerita
tersebut berkisah antara Kyai Santri dan Dewi Ratri. Alkisah, Dewi Ratri
berguru pada Kyai Santri, salah satunya tentang alat musik Gender (salah satu perangkat gamelan). Ada kabar yang berhembus
terkait kedekatan Kyai Santri dan Dewi Ratri. Dalam kabar tersebut, Dewi Ratri
dinyatakan berselingkuh dengan Kyai Santri. Kabar tak sedap itu sampailah ke
telinga suami Dewi Ratri. Terbakar cemburu, emosi suami Dewi Ratri memuncak dan
akhirnya membunuh Kyai Santri. Sebelum ajalnya datang, Kyai Santri berujar jika
darah yang menetes dari tubuhnya berwarna putih, maka dia tidak bersalah.
Benar saja, darah yang keluar
dari tubuh Kyai Santri berwarna putih. Akhirnya, suami Dewi Ratri percaya akan
kesetiaan istrinya. Dia pun menyesal atas apa yang diperbuatnya secara
tergesa-gesa. Jasad Kyai Santri dimakamkan dan dikenal dengan nama Srumbung
Mojo. Konon, Srumbung Mojo merupakan sebuah tempat yang dipercaya memberikan tuah,
sehingga sampai saat ini masih ada warga yangn datang untuk nyadran (bersih
kubur) dan nguari ujar (menunaikan nadzar/janji). [PK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar