Bapak Edi Suwito bersama para penari Kasomber di SMA Negeri 1 Ngadirojo |
Tari adalah hasil karya seni yang
lahir dari sebuah inspirasi. Inspirasi yang mendasari lahirnya sebuah tari
dapat berasal dari keindahan alam, kondisi sosial masyarakat atau bahkan hanya
merupakan perwujudan dari fantasi sang koreografer. Tari lahir dengan sebuah
pesan yang akan disampaikan melalui gerak, dinamika, kostum dan syair pengiring
tarian tersebut.
Adalah tari Kasomber, sebuah tari
yang beraroma Tanah Garam dan bercerita tentang sebuah aktivitas para perempuan
dalam mencari air ke sumber air terdekat. Aktivitas ini dilakukan umumnya pada
saat musim kemarau yang tak kunjung usai. Hujan yang tak juga datang menjadi
penyebab keringnya sumur-sumur di rumah warga, bahkan mungkin akan menyebabkan
kekeringan pada lahan-lahan pertanian. Seperti sebuah kabar yang dirilis Portal
Berita Pacitan tentang kekeringan yang melanda lahan pertanian di beberapakabupaten di Jawa Timur.
Air adalah salah satu sumber
kehidupan, namun air juga dapat menjadi akhir cerita kehidupan. Dalam jumlah
yang cukup, air menjadi sarana untuk hidup karena setiap makhluk hidup
memerlukan air. Manusia memerlukan air untuk memenuhi nutrisi dan beberapa
aktivitas yang terkait dengan salinitas hidup. Namun air juga dapat menjadi
akhir sebuah kehidupan. Saat Tuhan murka dan menjadikan air sebagai sarana,
maka manusia sungguh tidak beraya. Tsunami Aceh menjadi bukti air sangat
perkasa meluluhlantakkan peradaban manusia.
Bagaiamanapun, air adalah sebuah
kebutuhan mendasar dari manusia, sehingga jika kemarau panjang datang, manusia
harus mencarinya. Zaman dahulu, pompa air adalah piranti yang begitu mahal,
sehingga manusia menggunakan tenaga yang dianugerahkan kepadanya untuk memenuhi
kebutuhannya. Para lelaki dan perempuan saling bergotong-royong untuk mencaari
air di sumber-sumber air yang masih terus mengeluarkan air.
Tari Kasomber merupakan protret
kegiatan para wanita untuk mencari air saat kemarau. Dengan menggunakan
gentong, para wanita ini berjalan untuk mencari air ke sumber air dan
membawanya ke rumah. Seperti tarian lain yang berasal dari Madura, tarian ini
bercirikan musik yang sangat dinamis dengan gerak yang cepat. Warna kostum yang
mencolok menjadi ciri khas lain dari sebuah pementasan tarian Madura.
Tari Kasomber bercerita tentang
upaya manusia dalam menyelesaikan masalah. Air yang sudah tak lagi ada di rumah
diselesaikan dengan pergi ke sumber air, membawa wadah, lalu mengambil air dan
dibawanya ke rumah. Inilah fungsi otak yang diberikan Tuhan kepada kita, untuk
berpikir dan menyelesaikan masalah yang diberikan Tuhan sebagai sebuah cobaan.
Semoga kita dapat terus memberdayakan otak kita dalam menggapai cita-cita positif dan mampu
bermanfaat bagi masyarakat. [PK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar