Tim Sanggar Edi Peni Pacitan saat mengikuti Lomba Gerak Jalan |
Nuansa Agustusan kian hari kian terasa. Di beberapa daerah sudah
menunjukkan tanda-tanda menuju puncak perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-70.
Bendera merah putih mulai berkibar di depan rumah-rumah warga, demikian juga
dengan umbul-umbul warna-warni yang menggambarkan kejayaan bangsa. Tak hanya
itu, jika kita menyempatkan diri keluar menikmati udara malam di area kecamatan
Ngadirojo ini, maka mata kita akan dimanjakan dengan kerlap-kerlip lampu hias
yang terpasang hampir di seluruh jalan protokol, bahkan hingga masuk ke
jalan-jalan perkampungan penduduk. Puncak Agustusan
makin lama memang makin terasa hangat.
Panitia Peringatan Hari Besar Nasional
(PPBHN) Kecamatan Ngadirojo memang tiap tahun menyelenggarakan beragam acara
untuk menyemarakkan HUT RI ini. Semaraknya HUT RI ini tidak kalah meriah dengan
penyelanggaraan acara serupa di pusat kota, Kecamatan Pacitan. PPHBN Kecamatan
Ngadirojo menggelar berbagai lomba dan acara bertajuk eksibisi. Lomba antar
desa dan instansi secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu seni dan
olahraga. Lomba-lomba ini seakan menjadi hiburan rakyat yang murah namun
meriah.
Sebagaimana tahun-tahun
sebelumnya,PPHBN Kecamatan Ngadirojo tahun ini juga akan menggelar lomba gerak
jalan. Lomba ini adalah lomba yang menyajikan sekelompok orang yang berbaris
dalam sebuah formasi memanjang dan dipimpin oleh seorang pemimppin. Setiap
kelompok peserta akan mengambil nomor urut keberangkatan. Setelah berangkat
dari garis start setiap kelompok akan
berjalan dengan aturan umum baris-berbaris mengikuti rute yang telah ditentukan
oleh panitia. Tahun 2015 ini, garis awal dan akhir perlombaan adalah Rumah
Pintar Kecamatan Ngadirojo, selanjutnya berjalan ke arah selatan melewati jalan
protokol Ngadirojo-Wiyoro-Tanjungpuro-Hadiluwih hingga pertigaan Pucung,
Hadiwarno. Pada titik ini, rombongan akan berbalik arah dan kembali menuju Rumah
Pintar sebagai titik finish.
Lomba gerak jalan merupakan lomba
klasik dan khas yang umumnya hanya dijumpai pada perayaan tujuhbelasan. Gerak jalan sendiri menjadi hiburan rakyat karena
terkadang peserta hadir dengan kostum yang nyeleneh
sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Gerak jalan sendiri menjadi meriah
karena pelaksanaannya akan memperebutkan hadiah tertentu dan tentunya sebuah
kebanggaan jika keluar sebagai pemenang. Panitia akan menetapkan kriteria
tertentu untuk menentukan kelompok yang akan menjadi pemenang. Kriteria penilaian
ini umumnya mencakup kekompakan, kepatuhan terhadap aturan baris-berbaris,
ketepatan waktu, kepemimpinan, dan kostum. Masing-masing komponen penilaian
memiliki persentase berbeda untuk menentukan total nilai.
Lomba gerak jalan yang rutin
dilaksanakan bukan tanpa alasan, melainkan menyimpan banyak filosofi hidup yang
dapat diambil dan diteladani. Jika kita perhatikan lebih jauh, gerak jalan yang
merupakan lomba sederhana ini menyimpan banyak keteladanan.
Pertama, sebuah kelompok gerak jalan adalah kesatuan orang yang
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, kelompok gerak
jalan merupakan representasi dari sebuah organisasi. Masing-masing anggota
kelompok mempunyai tugas dan kewajiban yang sama untuk saling menjaga ritme
kerja dan berjalan beriringan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
sangat sesuai dengan semangat gotong-royong yang senantiasa didengungkan oleh founding father Indonesia.
Kedua, gerak jalan dipimpin oleh seorang pemimpin yang telah
ditetapkan. Orang yang telah ditetapkan menjadi pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan di bidangnya, misalnya mempunyai suara yang lantang dan
tentunya jiwa kepemimpinan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan right man in the right place, yaitu
menempatkan masing-masing individu sesuai dengan kapabilitas masing-masing.
Ketiga, patuh dalam satu
set aturan yang sama. Setiap kelompok harus tampil dalam aturan dan variasi
yang sama. Setiap kelompok tampil dengan kostum yang sama dan berjalan
beriringan dengan kecepatan yang seragam. Setiap orang harus mengubur ego
masing-masing untuk patuh dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya,
karena jika ada salah satu yang melanggar aturan tersebut, maka seluruh anggota
kelompok akan menanggungnya. Semangat kebersamaan inilah yang seharusnya juga
menular ke hal-hal di luar kegiatan gerak jalan.
Jika kita mau sedikit
bereksplorasi lagi, mungkin kita akan mendapatkan filosofi yang lebih mendalam
dari kegiatan gerak jalan atau acara Agustusan
yang lain. Semoga semangat yang tergelorakan dari kegiatan-kegiatan sederhana
dapat mengilhami kita untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat. [PK]
Nice post, nice filosofi..
BalasHapusSemangat 45