Jumat, 21 Agustus 2015

Pelajaran dari Tari Bathok





Rabu (19/8/2015) pagi sedari jam 6.30 WIB lapangan desa Ngadirojo mulai dijejali oleh riuh suara anak-anak PAUD dan TK dari hampir seluruh desa di wilayah kecamatan Ngadirojo. Siswa-siswi PAUD-TK ini didampingi dengan orang tua dan guru mereka masing-masing akan mempertontonkan senam/tari dengan properti berupa bathok (tempurung kelapa). Separuh dari lapangan dipadati oleh anak-anak yang telah berdandan dengan bahan alam dan bahan bekas dan siap menularkan keceriaannya lewat tampilan mereka.


Tari Bathok adalah senam kesehatan jasmani yang diiringi dengan medley lagu-lagu daerah dari seluruh nusantara. Properti tempurung kelapa dipegang di kedua tangan, dan pada beberapa gerakan akan ditepukkan. Hasil dari gerakan ini akan menghasilkan bunyi prok, sehingga menambah riuh suasana. Ciri khas lain dari tarian ini menunjukkan khas tarian anak-anak, yaitu gerakan sederhana, seperti membungkuk atau memutar badan. Tarian ini disajikan oleh banyak orang, sehingga nampak lebih indah karena kekompakan yang dipertontonkan.

Kesuksesan dari tampilan anak-anak PAUD dan TK ini menjadi kebanggan tidak hanya bagi sang anak, namun juga bagi orang tau. Kebanggaan yang hadir di pikiran anak sangat baik untuk perkembangan mereka, karena akan menumbuhkembangkan rasa percaya diri tampil di depan khalayak. Rasa percaya diri menjadi salah satu modal dasar kehidupan yang harus dipupuk untuk kesuksesan sang anak di masa mendatang. Dan dari kesuksesan ini, anak akan termotivasi untuk meraih kesuksesan-kesuksesan yang lain di kemudian hari.

Kesuksesan merupakan hasil dari sebuah proses kerja sebelumnya. Mungkin filosofi ini yang menjadi salah satu dasar didengungkannya tema “Ayo Kerja” oleh pemerintah pada peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Leluhur Jawa juga telah memberikan nasihat bahwa siapapun yang telah menanam sesuatu akan memetik buah dari apa yang dia tanam suatu saat nanti. Dan kesuksesan tampilan anak-anak PAUD dan TK ini menjadi salah satu bukti.

Kesuksesan adalah hasil dari adanya sinergisitas kerja dari komponen-komponen pendukung. Hal inilah yang diajarkan dari sebuah tampilan Tari Bathok beberapa hari silam. Bagaimana tidak, kesuksesan yang diperoleh sang anak saat mementaskan tarian ini bukan hanya kesuksesan dari kerja sang anak sendirian, namun juga merupakan resultan dari kerja komponen-komponen pendukungnya. Sang anak bekerja keras untuk berlatih menghafalkan gerakan demi gerakan yang aan dipentaskan. Proses latihan ini tak bisa dilakukan sang anak sendirian, namun diperlukan komponen pendukung untuk melakukannya. Seorang guru bertindak pula sebagai pelatih. Guru mencotohkan gerakan-gerakan kepada sang anak, lalu dengan sabar melatihnya dalam kurun waktu tertentu, sehingga sang anak telah mampu hafal secara utuh tarian tersebut.


Kesuksesan bukan hanya hasil dari kerja anak-anak dan gurunya, namun juga peran orang tua dan keluarga. Dari rumahlah kostum disiapkan, oleh orang tua dan keluarga. Orang tua dan keluarga juga bekerja sebaik mungkin untuk berkreasi dengan bahan alam maupun barang bekas. Ada yang berkreasi dengan dedaunan, baik daun pisang, daun nangka atau daun kelapa. Ada sebagian pula yang bahan bekas, baik tas kresek, plastik atau kertas bekas. Kreasi ini mempercantik tampilan anak-anak dalam menari, dan tentunya juga menmbah nilai dalam menyukseskan tampilan putra-putri mereka.


Dalam kehidupan pun demikian, kesuksesan bukan hanya diperoleh seorang diri, namun merupakan hasil dari kerja bareng dari pemeran utama dengan komponen-komponen pendukungnya. Sebuah kesuksesan yang diperoleh dari seorang anak, bukan hanya hasil dari kerja kerasnya sendiri, namun juga hasil dari kerja dan dukungan dari orang tua, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sehingga, kesuksesan tidak boleh membuat seseorang menjadi tinggi hati, melainkan haruslah memberikan kesadaran akan pentingnya kolektivitas dalam kerja. [PK]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar