Salah satu peserta Festival Rontek Pacitan 2015 (Foto: Pacitanku) |
Manusia tercipta dengan akal
pikiran yang senantiasa melahirkan karya cipta. Akal pikiran manusia akan mengejawantah
hal-hal yang ada menjadi suatu hal yang lebih berguna bagi kehidupan manusia. Setiap karya cipta yang ada merupakan
bagian dari sejarah dan kebudayaan yang menjadi petilasan manusia kelak jika telah tiada. Budaya akan menjadi ciri
khas suatu masyarakat, dan akan beradu dengan budaya daerah lain untuk saling
menunjukkan eksistensinya.
Rontek adalah hasil karya
manusia. Jika ditilik dari laman artikata.com rontek memiliki arti bendera yang
dipasang di ujung tombak. Arti ini nampaknya tidak pas jika dihubungkan dengan
kesenian yang sedang berlangsung di kabupaten Pacitan dengan tajuk Festival
Rontek Pacitan 2015. Festival Rontek Pacitan menjadi agenda rutin dari Disbudparpora
Kabupaten Pacitan mulai tahun 2011 lalu. Pada awal penyelenggaraannya, festival
ini diikuti oleh 2.818 orang dan akhirnya diganjar dengan penghargaan MURI atas
pecahnya rekor baru pada kategori permainan rontek.
Rontek merupakan akronim dari ronda
tetek yang merupakan tradisi masyarakat Pacitan pada bulan Ramadhan untuk
membangunkan warga saat hendak melaksanakan sahur. Kata tetek sendiri berasal dari bunyi yang dihasilkan properti yang
digunakan. Tetek merupakan kentongan
kecil yang terbuat dari bambu dengan berbagai ukuran. Alat ini dimainkan dengan
dipukul, seperti halnya kentongan pada umumnya. Besar-kecilnya alat,
besar-kecilnya celah yang dibuat dan jenis bambu yang digunakan untuk membuat tetek menjadi salah satu faktor pembeda
suara yang dihasilkan. Di daerah lain, misalnya Malang dan Jember, rontek
dikenal dengan istilah musik patrol.
Peserta Festival Rontek Pacitan 2014 (Foto: Henri) |
Festival Rontek Pacitan dikemas
sebagai sebuah ajang budaya, sehingga bukan harus dibuat semenarik mungkin
untuk menggugah keinginan masyarakat untuk menyaksikan. Dalam praktiknya,
Festival Rontek Pacitan diikuti oleh seluruh desa/kelurahan di kecamatan
Pacitan dan perwakilan masing-masing kecamatan di luar kecamatan Pacitan. Setiap
rombongan menampilkan kreasi musik rontek dengan dilengkapi dengan pawai mobil hias
dan tim penari yang berlenggak-lenggok mengiringi musik yang disajikan. Sebagai
sajian inti, musik rontek dikreasikan dan dipadukan dengan beberapa alat musik
lain, seperti saron, bonang dan gong untuk menghasilkan musik yang lebih indah.
Dalam proses penilaian, panitia akan menunjuk tim juri yang berasal dari Surabaya,
Surakarta atau Yogyakarta.
Sebagai agenda budaya, Festival
Rontek Pacitan memang telah menyedot animo masyarakat untuk turut menyaksikan
setiap penampilannya. Tahun 2015 ini, Festival Rontek Pacitan digelar pada 22-24
Agustus 2015 dengan 36 peserta. Festival dimulai sekitar jam 19.00 WIB dengan
mengambil rute dari Pendopo Kabupaten masuk ke Jl. Ahmad Yani lalu meuju
Jl. Jenderal Sudirman dan finish di Toko Jamu Jago. Pendopo
Kabupaten dan PLUT adalah dua pos yang mengharuskan rombongan setiap peserta
untuk melakukan atraksi andalan masing-masing. Kejuaraan akan diambil dari tiga
kategori, yaitu Lima Penyaji Tebaik, Tiga Penata Musik Terbaik dan Pelestari
Budaya.
Salah satu Peserta Festival Rontek Pacitan 2013 (Foto: Frendi) |
Festival Rontek Pacitan
sebenarnya bukan merupakan festival rontek atau musik patrol pertama di
Indonesia. Di Kabupaten Jember, atas prakarsa dari Unit Kegiatan Mahasiswa
Kesenian (UKMK) Universitas Jember diadakanlah Carnaval Music Patrol. Acara ini merupakan agenda tahunan yang
mulai digelar pada tahun 2000. Jember
Carnaval Music Patrol juga memberikan suguhan musik yang indah, suara musik
patrol dipadu dengan alat musik lain, misalnya seruling untuk menghasilkan
sajian yang memukau. Untuk menambah daya tarik, beberapa peserta menambahkan
beberapa tarian dan atraksi dalam pagelarannya.
Peserta Carnaval Music Patrol Jember 2014 (Foto: Dieqy) |
Atraksi Peserta Carnaval Music Patrol Jember 2014 (Foto: Dieqy) |
Di Purbalingga berkembang pula kesenian yang mirip dengan rontek, yaitu rongtek. Kata rongtek berasal dari singkatan ronggeng tek-tek. Kesenian ini merupakan sebuah tarian yang yang diciptakan oleh Susiati dan tim dari Sanggar Tari Wisanggeni. Ronggeng merupakan kesenian lenggeran khas banyumasan yang ditarikan dengan penuh keceriaan oleh remaja-remaja putri. Tarian ini enerjik dan menarik. Tarian lenggeran ini dikreasikan dengan suara kentongan bambu yang juga dipadu dengan alat musik lainnya. Tari Rongtek asal Purbalingga ini menyabet penghargaan Penata Tari Unggulan dan Penata Musik Unggulan pada Festival Tari Nusantara 2013 yang diselenggarakan di Sasana Langen Budaya Taman Mini Indonesia Indah.
Tari Rongtek Purbalingga (Foto: Indonesia Kaya) |
Asal mula musik rontek atau
patrol memang belum diketahui dengan jelas. Namun, kesenian ini merupakan hasil
karya manusia yang punya tujuan luhur. Sebagai generasi penerus bangsa, kita
selayaknya sadar bahwa setiap kesenian daerah merupakan aset budaya bangsa yang
harus diapresiasi dan dijaga agar tetap lestari. [PK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar