Minggu, 23 Agustus 2015

Rontek, Sebuah Tradisi

Salah satu peserta Festival Rontek Pacitan 2015 (Foto: Pacitanku)

Manusia tercipta dengan akal pikiran yang senantiasa melahirkan karya cipta. Akal pikiran manusia akan mengejawantah hal-hal yang ada menjadi suatu hal yang lebih berguna bagi kehidupan manusia. Setiap karya cipta yang ada merupakan bagian dari sejarah dan kebudayaan yang menjadi petilasan manusia kelak jika telah tiada. Budaya akan menjadi ciri khas suatu masyarakat, dan akan beradu dengan budaya daerah lain untuk saling menunjukkan eksistensinya.

Rontek adalah hasil karya manusia. Jika ditilik dari laman artikata.com rontek memiliki arti bendera yang dipasang di ujung tombak. Arti ini nampaknya tidak pas jika dihubungkan dengan kesenian yang sedang berlangsung di kabupaten Pacitan dengan tajuk Festival Rontek Pacitan 2015. Festival Rontek Pacitan menjadi agenda rutin dari Disbudparpora Kabupaten Pacitan mulai tahun 2011 lalu. Pada awal penyelenggaraannya, festival ini diikuti oleh 2.818 orang dan akhirnya diganjar dengan penghargaan MURI atas pecahnya rekor baru pada kategori permainan rontek.

Rontek merupakan akronim dari ronda tetek yang merupakan tradisi masyarakat Pacitan pada bulan Ramadhan untuk membangunkan warga saat hendak melaksanakan sahur. Kata tetek sendiri berasal dari bunyi yang dihasilkan properti yang digunakan. Tetek merupakan kentongan kecil yang terbuat dari bambu dengan berbagai ukuran. Alat ini dimainkan dengan dipukul, seperti halnya kentongan pada umumnya. Besar-kecilnya alat, besar-kecilnya celah yang dibuat dan jenis bambu yang digunakan untuk membuat tetek menjadi salah satu faktor pembeda suara yang dihasilkan. Di daerah lain, misalnya Malang dan Jember, rontek dikenal dengan istilah musik patrol.

Peserta Festival Rontek Pacitan 2014 (Foto: Henri)

Festival Rontek Pacitan dikemas sebagai sebuah ajang budaya, sehingga bukan harus dibuat semenarik mungkin untuk menggugah keinginan masyarakat untuk menyaksikan. Dalam praktiknya, Festival Rontek Pacitan diikuti oleh seluruh desa/kelurahan di kecamatan Pacitan dan perwakilan masing-masing kecamatan di luar kecamatan Pacitan. Setiap rombongan menampilkan kreasi musik rontek dengan dilengkapi dengan pawai mobil hias dan tim penari yang berlenggak-lenggok mengiringi musik yang disajikan. Sebagai sajian inti, musik rontek dikreasikan dan dipadukan dengan beberapa alat musik lain, seperti saron, bonang dan gong untuk menghasilkan musik yang lebih indah. Dalam proses penilaian, panitia akan menunjuk tim juri yang berasal dari Surabaya, Surakarta atau Yogyakarta.

Sebagai agenda budaya, Festival Rontek Pacitan memang telah menyedot animo masyarakat untuk turut menyaksikan setiap penampilannya. Tahun 2015 ini, Festival Rontek Pacitan digelar pada 22-24 Agustus 2015 dengan 36 peserta. Festival dimulai sekitar jam 19.00 WIB dengan mengambil rute dari Pendopo Kabupaten masuk ke Jl. Ahmad Yani lalu meuju Jl.  Jenderal Sudirman dan finish di Toko Jamu Jago. Pendopo Kabupaten dan PLUT adalah dua pos yang mengharuskan rombongan setiap peserta untuk melakukan atraksi andalan masing-masing. Kejuaraan akan diambil dari tiga kategori, yaitu Lima Penyaji Tebaik, Tiga Penata Musik Terbaik dan Pelestari Budaya.

Salah satu Peserta Festival Rontek Pacitan 2013 (Foto: Frendi)

Festival Rontek Pacitan sebenarnya bukan merupakan festival rontek atau musik patrol pertama di Indonesia. Di Kabupaten Jember, atas prakarsa dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian (UKMK) Universitas Jember diadakanlah Carnaval Music Patrol. Acara ini merupakan agenda tahunan yang mulai digelar pada tahun 2000. Jember Carnaval Music Patrol juga memberikan suguhan musik yang indah, suara musik patrol dipadu dengan alat musik lain, misalnya seruling untuk menghasilkan sajian yang memukau. Untuk menambah daya tarik, beberapa peserta menambahkan beberapa tarian dan atraksi dalam pagelarannya.
Peserta Carnaval Music Patrol Jember 2014 (Foto: Dieqy)

Atraksi Peserta Carnaval Music Patrol Jember 2014 (Foto: Dieqy)

Di Purbalingga berkembang pula kesenian yang mirip dengan rontek, yaitu rongtek. Kata rongtek berasal dari singkatan ronggeng tek-tek. Kesenian ini merupakan sebuah tarian yang yang diciptakan oleh Susiati dan tim dari Sanggar Tari Wisanggeni. Ronggeng merupakan kesenian lenggeran khas banyumasan yang ditarikan dengan penuh keceriaan oleh remaja-remaja putri. Tarian ini enerjik dan menarik. Tarian lenggeran ini dikreasikan dengan suara kentongan bambu yang juga dipadu dengan alat musik lainnya. Tari Rongtek asal Purbalingga ini menyabet penghargaan Penata Tari Unggulan dan Penata Musik Unggulan pada Festival Tari Nusantara 2013 yang diselenggarakan di Sasana Langen Budaya Taman Mini Indonesia Indah.


Tari Rongtek Purbalingga (Foto: Indonesia Kaya)
Asal mula musik rontek atau patrol memang belum diketahui dengan jelas. Namun, kesenian ini merupakan hasil karya manusia yang punya tujuan luhur. Sebagai generasi penerus bangsa, kita selayaknya sadar bahwa setiap kesenian daerah merupakan aset budaya bangsa yang harus diapresiasi dan dijaga agar tetap lestari. [PK]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar