Tari lilin merupakan tarian yang awalnya berasal dari Sumatera Barat. Tarian ini merupakan tarian yang bercerita tentang seorang gadis yang ditinggal tunangannya untuk pergi mencari harta. Dalam masa menunggu sang pujaan hati, si perempuan kehilangan cincin tunangannya. Alur cerita menuturkan bahwa si perempuan kemudian mencari cincin yang hilang tersebut dengan hati-hati. Oleh karena itu, gerak tari Lilin diperagakan sebagai gerakan halus yang mengiringi alunan musik.
Penari Lilin dari Sumatera Barat (sumber: http://dwiki-kurniawan98.blogspot.com/) |
Tari lilin umumnya dibawakan oleh sekelompok penari wanita. Tarian ini digunakan sebagai persembahan dalam upacara penyambutan di istana atau di gedung-gedung dalam acara formal. Penari lilin harus memiliki teknik khusus agar lilin yang dimainkan tidak mati selama pertunjukan. Biasanya tarian ini ditampilkan pada malam hari, agar nyala lilin terlihat lebih "berbicara" dalam setiap adegannya.
Aksi Penari Lilin di Panggung Pentas Seni SD Negeri Sembowo I |
Dalam perkembangannya, Tari Lilin banyak diadopsi oleh daerah lain dengan mengakulturasi gerakan-gerakan asli dari Sumatera Barat dengan teknik-teknik tari setempat. Kini banyak kreasi baru sehingga memunculkan tari lilin di setiap daerah, misalnya tari lilin dengan gaya Sunda ataupun Jawa. Tari lilin hasil akulturasi ini juga tidak lagi diiringi dengan musik rentak melayu, namun dengan iringan musik setempat, misalnya gamelan dan syair-syair berbahasa Jawa ataupun Sunda.
Gerak tari Lilin di Pentas Seni SDN Sembowo I |
Pada panggung Pentas Seni SD Negeri Sembowo I, Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan ini, tari Lilin dibawakan oleh siswi-siswi kelas 1 dan 2. Tarian ini dibawakan oleh 6 penari dengan gaya khas anak-anak, lugu dan polos. Sebagaimana tarian anak lainnya, dalam setiap penampilan akan membuat decak kagum dan bangga bagi masyarakat yang menontonnya, terlebih bagi orang tua dan keluarga penari. [PK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar