Sungkeman anggota Sanggar Edi Peni Pacitan |
Jika sebelumnya sudah kita bahas
tentang tradisi sungkeman dan urgensi sebuah proses latihan, maka kali ini kita
akan membahas gabungan dari keduanya. Sungkeman plus plus, demikian kami
memberikan istilah pada kegiatan ini. Sungkeman merupakan salah satu tradisi
yang berkembang di masyarakat Jawa untuk memberikan penghormatan kepada suami,
orang tua atau orang yang lebih tua. Sedangkan latihan adalah proses mengasah
kemampuan akan suatu kegiatan. Lalu, bagaimana dengan “sungkeman plus plus”?
Sebuah provider seluler pernah
memberikan promo bertajuk “poin plus-plus” yang meberikan bonus kepada para
penggunanya. Sungkeman plus-pus juga demikian, kegiatan ini juga memberikan
bonus kepada yang melakukan.
Sungkeman yang merupakan tradisi
pada hari raya Idul Fitri dipadu dengan kegiatan latihan tari oleh anak-anak
Sanggar Edi Peni Pacitan. Selain saling mendapatkan maaf satu sama lain, bonus
yang didapatkan adalah badan segar setelah latihan. Sudah barang tentu,
cemal-cemil juga menjadi pelengkap acara sungkeman plus-plus ini.
Latihan setelah sungkeman Sanggar Edi Peni Pacitan |
Ibarat peribahasa “Sekali dayung,
dua-tiga pulau terlampaui”, kegiatan inilah yang telah terlaksana pada Rabu
(22/7/2015) malam di Sanggar Edi Peni, selatan balai desa Hadiluwih, kecamatan
Ngadirojo, kabupaten Pacitan. Para penari datang bergerombol untuk melaksanakan
tradisi sungkeman, kemudian dilanjut dengan proses latihan. Latihan dilakukan
untuk refresh setelah sekian waktu off serta sebagai ajang persiapan pentas
pada 28 Juli 2015 mendatang. [PK/Foto: RAB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar