Jumat, 24 Juli 2015

Sungkeman Plus-Plus

Sungkeman anggota Sanggar Edi Peni Pacitan

Jika sebelumnya sudah kita bahas tentang tradisi sungkeman dan urgensi sebuah proses latihan, maka kali ini kita akan membahas gabungan dari keduanya. Sungkeman plus plus, demikian kami memberikan istilah pada kegiatan ini. Sungkeman merupakan salah satu tradisi yang berkembang di masyarakat Jawa untuk memberikan penghormatan kepada suami, orang tua atau orang yang lebih tua. Sedangkan latihan adalah proses mengasah kemampuan akan suatu kegiatan. Lalu, bagaimana dengan “sungkeman plus plus”?

Sebuah provider seluler pernah memberikan promo bertajuk “poin plus-plus” yang meberikan bonus kepada para penggunanya. Sungkeman plus-pus juga demikian, kegiatan ini juga memberikan bonus kepada yang melakukan.

Sungkeman yang merupakan tradisi pada hari raya Idul Fitri dipadu dengan kegiatan latihan tari oleh anak-anak Sanggar Edi Peni Pacitan. Selain saling mendapatkan maaf satu sama lain, bonus yang didapatkan adalah badan segar setelah latihan. Sudah barang tentu, cemal-cemil juga menjadi pelengkap acara sungkeman plus-plus ini.

Latihan setelah sungkeman Sanggar Edi Peni Pacitan
Ibarat peribahasa “Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui”, kegiatan inilah yang telah terlaksana pada Rabu (22/7/2015) malam di Sanggar Edi Peni, selatan balai desa Hadiluwih, kecamatan Ngadirojo, kabupaten Pacitan. Para penari datang bergerombol untuk melaksanakan tradisi sungkeman, kemudian dilanjut dengan proses latihan. Latihan dilakukan untuk refresh setelah sekian waktu off serta sebagai ajang persiapan pentas pada 28 Juli 2015 mendatang. [PK/Foto: RAB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar