Kamis, 14 Januari 2016
Tari Galiyer
Gal egol egal egol egolane galiyer
Gal egol egal egol egolane galiyer
Galiyar-galiyer gemulai penari binaan Sanggar Tari Edi Peni Pacitan ini menyuguhkan sajian yang sedap untuk ditonton. Enam siswi SDN Wiyoro I, Ngadirojo, Pacitan ini dengan penuh rasa membawakan tarian yang berdurasi lebih dari tujuh menit ini. Dibalut dengan busana hijau yang cerah, penampilan para penari galiyer ini makin meriah dan sumringah.
Tari Galiyer merupakan sebuah tari kreasi baru yang muncul tahun 2007 hasil besutan Sanggar Tari Kembang Sore. Tarian ini pernah berjaya di fertival tari tingkat nasional kala itu.
Tari Galiyer sendiri bercerita tentang lenggak-lenggok remaja putri yang energik dan ceria. Keceriaan ini digambarkan dengan goyangan-goyangan manis yang lemah gemulai manja, sedap untuk disaksikan.
Properti selendang mempercantik penampilan, selain juga menambah variasi gerak di dalam tari. [PK]
Rabu, 06 Januari 2016
Bangau dan Sebuah Sejarah
Tari Bangau Sanggar Edi Peni Pacitan |
Bangau adalah golongan burung yang berukuran besar, berkaki panjang, berleher panjang, dan mempunyai paruh yang besar, kuat dan tebal. Hewan ini memakan ikan kecil, katak, atau serangga air. Bangau memiliki warna bulu yang putih seakan melambangkan kesucian di atas rawa atau persawahan yang tiap hari ia pijaki. Bangau adalah sosok burung yang berwibawa dan penuh kebanggaan.
Kesucian dan dan kewibawaan inilah yang mungkin menjadi inspirasi lahirnya sebuah tari, tari bangau. Tarian ini adalah tari yang begitu bersejarah bagi Sanggar Edi Peni Pacitan, pasalnya tarian ini menjadi karya pertama bagi sanggar yang berlokasi di selatan Kantor Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan ini.
Tari Bangau Sanggar Edi Peni Pacitan |
"Karya ini lebih tua dari sanggar ini secara resmi.", ujar Bapak Edi Suwito.
Secara resmi, Sanggar Edi Peni lahir tahun 1994, sedangkan karya ini menjadi embrio lahirnya sanggar yang saat ini terus berusaha eksis dalam menjaga dan mengembangkan budaya Jawa. Bapak Edi Suwito menambahkan bahwa tarian ini menggunakan properti "ala kadarnya" karena memang sanggar belum resmi berdiri.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Demikian pula Sanggar Edi Peni senantiasa berupaya untuk menghargai sejarah yang ada. Sejarah dapat dijadikan sebagai pelecut semangat, sejarah bisa menjadi motivasi ketika konsistensi tak lagi naik meninggi.
Bangau yang suci dan penuh wibawa semoga terus dijaga agar niat menjaga budaya tetap suci tanpa dikotori iri dan dengki. Semoga dalam menggapai cita tetap dilakukan dengan cara yang penuh wibawa, bukan kepicikan semata. [PK]
Secara resmi, Sanggar Edi Peni lahir tahun 1994, sedangkan karya ini menjadi embrio lahirnya sanggar yang saat ini terus berusaha eksis dalam menjaga dan mengembangkan budaya Jawa. Bapak Edi Suwito menambahkan bahwa tarian ini menggunakan properti "ala kadarnya" karena memang sanggar belum resmi berdiri.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Demikian pula Sanggar Edi Peni senantiasa berupaya untuk menghargai sejarah yang ada. Sejarah dapat dijadikan sebagai pelecut semangat, sejarah bisa menjadi motivasi ketika konsistensi tak lagi naik meninggi.
Bangau yang suci dan penuh wibawa semoga terus dijaga agar niat menjaga budaya tetap suci tanpa dikotori iri dan dengki. Semoga dalam menggapai cita tetap dilakukan dengan cara yang penuh wibawa, bukan kepicikan semata. [PK]
Minggu, 03 Januari 2016
TARI ADALAH TANDA KEHIDUPAN
“Tari adalah tanda kehidupan”, adalah ucapan seorang koreografer,
Vishnu, yang diceritakan dalam sebuah film bollywood
“ABCD – Any Body Can Dance”. Film ini
memang bukan keluaran baru, namun telah dirilis sejak Februari 2013 silam.
Sebagai sebuah film bollywood, wajib
rasanya menampilkan tarian dan nyanyian sebagai suguhan khas dari Negeri
Hindustan ini, terlebih judul yang diusungpun berbau tarian.
Film berdurasi 143 menit ini tidak hanya memperlihatkan kepiawaian
aktor dan aktrisnya dalam menari. Film ini juga dibalut dengan cerita sebuah
kompetisi tari terbesar di Negeri India. Vishnu, sang koreografer, merupakan
tokoh sentral yang mengalami pengkhianatan demi pengkhianatan. Bermula dari
pengkhiatan dari rekan kerjanya, hingga pengkhiatan oleh anak didiknya.
Optimisme akan kuasa Tuhan menjadikan Vishnu terus berkarya. Sebuah filosofi
tentang tarian dia lontarkan setelah mengikuti Perayaan Ganpati di sudut kecil
kota Mumbai.
Tarian adalah tanda kehidupan
Tuhan menciptakan dunia
Tuhan menciptakan hewan dan
tumbuhan
Lalu Tuhan memberikan tarian
kepada mereka
Dedaunan menari tertiup angin
Sungai mengalir dalam irama
Ikan berenang burung terbang
Tarian ada di mana-mana
Tarian adalah tanda kehidupan
Sesuatu yang bergerak dengan
irama alam menandakan sebuah kehidupan
Bukan hanya terkait filosofi tarian dan harga kesetiaan, film ini juga
membahas tentang harga sebuah keberhasilan. Bahwa keberhasilan merupakan buah
dari sebuah jerih payah. Bahwa keberhasilan bukan merupakan proses instan yang
datang begitu saja. Keberhasilan adalah irisan dari keyakinan, kerja keras,
komitmen dan kesetiaan.
Tarian Perayaan Ganpati menjadi puncak tarian yang ditampilkan dalam
film ini. Umat Hindu memang terkenal dengan tariannya yang eksotik dan sakral.
Tak perlu jauh ke India, di Bali juga merupakan cerminan bagaimana tarian menjadi
bagian dari kehidupan mereka, bagian dari adat, bagian dari ibadah dan bagian
dari kesyahduan hidup.
“Put your heart into dance and
dance will never leaves your heart!”
Mari menari, karena setiap orang mampu menari! [PK]
Langganan:
Postingan (Atom)