Rabu (19/8/2015) pagi sedari jam
6.30 WIB lapangan desa Ngadirojo mulai dijejali oleh riuh suara anak-anak PAUD
dan TK dari hampir seluruh desa di wilayah kecamatan Ngadirojo. Siswa-siswi
PAUD-TK ini didampingi dengan orang tua dan guru mereka masing-masing akan
mempertontonkan senam/tari dengan properti berupa bathok (tempurung kelapa). Separuh dari lapangan dipadati oleh
anak-anak yang telah berdandan dengan bahan alam dan bahan bekas dan siap
menularkan keceriaannya lewat tampilan mereka.
Tari Bathok adalah senam kesehatan jasmani yang diiringi dengan medley lagu-lagu daerah dari seluruh
nusantara. Properti tempurung kelapa dipegang di kedua tangan, dan pada
beberapa gerakan akan ditepukkan. Hasil dari gerakan ini akan menghasilkan
bunyi prok, sehingga menambah riuh
suasana. Ciri khas lain dari tarian ini menunjukkan khas tarian anak-anak,
yaitu gerakan sederhana, seperti membungkuk atau memutar badan. Tarian ini
disajikan oleh banyak orang, sehingga nampak lebih indah karena kekompakan yang
dipertontonkan.
Kesuksesan dari tampilan
anak-anak PAUD dan TK ini menjadi kebanggan tidak hanya bagi sang anak, namun
juga bagi orang tau. Kebanggaan yang hadir di pikiran anak sangat baik untuk
perkembangan mereka, karena akan menumbuhkembangkan rasa percaya diri tampil di
depan khalayak. Rasa percaya diri menjadi salah satu modal dasar kehidupan yang
harus dipupuk untuk kesuksesan sang anak di masa mendatang. Dan dari kesuksesan
ini, anak akan termotivasi untuk meraih kesuksesan-kesuksesan yang lain di
kemudian hari.
Kesuksesan merupakan hasil dari
sebuah proses kerja sebelumnya. Mungkin filosofi ini yang menjadi salah satu
dasar didengungkannya tema “Ayo Kerja” oleh pemerintah pada peringatan HUT
Kemerdekaan RI tahun ini. Leluhur Jawa juga telah memberikan nasihat bahwa
siapapun yang telah menanam sesuatu akan memetik buah dari apa yang dia tanam
suatu saat nanti. Dan kesuksesan tampilan anak-anak PAUD dan TK ini menjadi
salah satu bukti.
Kesuksesan adalah hasil dari
adanya sinergisitas kerja dari komponen-komponen pendukung. Hal inilah yang
diajarkan dari sebuah tampilan Tari Bathok
beberapa hari silam. Bagaimana tidak, kesuksesan yang diperoleh sang anak saat
mementaskan tarian ini bukan hanya kesuksesan dari kerja sang anak sendirian,
namun juga merupakan resultan dari kerja komponen-komponen pendukungnya. Sang
anak bekerja keras untuk berlatih menghafalkan gerakan demi gerakan yang aan
dipentaskan. Proses latihan ini tak bisa dilakukan sang anak sendirian, namun
diperlukan komponen pendukung untuk melakukannya. Seorang guru bertindak pula
sebagai pelatih. Guru mencotohkan gerakan-gerakan kepada sang anak, lalu dengan
sabar melatihnya dalam kurun waktu tertentu, sehingga sang anak telah mampu
hafal secara utuh tarian tersebut.
Kesuksesan bukan hanya hasil dari
kerja anak-anak dan gurunya, namun juga peran orang tua dan keluarga. Dari
rumahlah kostum disiapkan, oleh orang tua dan keluarga. Orang tua dan keluarga
juga bekerja sebaik mungkin untuk berkreasi dengan bahan alam maupun barang
bekas. Ada yang berkreasi dengan dedaunan, baik daun pisang, daun nangka atau
daun kelapa. Ada sebagian pula yang bahan bekas, baik tas kresek, plastik atau
kertas bekas. Kreasi ini mempercantik tampilan anak-anak dalam menari, dan
tentunya juga menmbah nilai dalam menyukseskan tampilan putra-putri mereka.
Dalam kehidupan pun demikian,
kesuksesan bukan hanya diperoleh seorang diri, namun merupakan hasil dari kerja
bareng dari pemeran utama dengan komponen-komponen pendukungnya. Sebuah
kesuksesan yang diperoleh dari seorang anak, bukan hanya hasil dari kerja
kerasnya sendiri, namun juga hasil dari kerja dan dukungan dari orang tua,
keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sehingga, kesuksesan tidak boleh membuat
seseorang menjadi tinggi hati, melainkan haruslah memberikan kesadaran akan
pentingnya kolektivitas dalam kerja. [PK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar